Tata nama senyawa (Penamaan senyawa biner) : Penamaan senyawa biner dari logam yang jenis muatannya satu dengan nonlogam,Penamaan senyawa biner dari logam yang jenis muatannya lebih dari satu dengan nonlogam, senyawa biner antara dua nonlogam
Tata nama senyawa
Penamaan senyawa kimia mengikuti cara sistematik yang telah disetujui secara internasional oleh ahli-ahli kimia ( IUPAC = The international of pure and applied chemistry). Di samping tata cara internasional (IUPAC), nama-nama senyawa tertentu masih digunakan dalam perdagangan hingga kini. Mengingat IUPAC menggunakan bahasa inggris, sedangkan buku ini disusun dalam bahasa Indonesia maka nama-nama unsur disesuaikan dengan nama Indonesia. Meskipun demikian, sistem penamaannya tetap menggunakan sistem internasional (IUPAC).
Penamaan senyawa biner
Senyawa biner adalah senyawa yang tersusun atas dua unsur. Kedua unsur dapat berasal dari senyawa logam dan nonlogam atau keduanya nonlogam. Senyawa logam yang terlibat meliputi logam yang jenis muatannya hanya satu dan logam yang muatannya lebih dari satu.
1. Penamaan senyawa biner dari logam yang jenis muatannya satu dengan nonlogam
Penamaan senyawa yang terdiri atas logam yang jenis muatannya hanya satu (misalnya, unsur-unsur golongan IA dan IIA) dengan nonlogam, nama logam dituliskan terlebih dahulu diikuti nama anion dengan akhiran ida. Nama-nama anion monoatomik ditunjukkan dalam tabel berikut
Contoh:
NaCl = natrium klorida
CaO = kalsium oksida
ZnS = zink sulfida
Mg3N2 = magnesium nitrida
KH = kalium hibrida
BaF2 = barium flourida
2. Penamaan senyawa biner dari logam yang jenis muatannya lebih dari satu dengan nonlogam
Contoh logam yang jenis muatannya lebih dari satu adalah ferum (besi). Besi dapat membentuk Fe2+ dan Fe3+. Dalam senyawanya, besi dapat sebagai FeC2 atau FeCl3 . Penamaan senyawa
yang terdiri atas logam yang jenis muatannya lebih dari satu dengan nonlogam
ada dua cara. Kedua cara tersebut adalah sebagai berikut.
a. Cara lama, unsur-unsur dinamai dengan nama Latin (bukan nama Inggris). Unsur dengan muatan yang kecil diberi akhiran o, sedangkan unsur dengan muatan besar diberi akhiran i (Perhatikan pada tabel). Nama senyawa merupakan nama kation nama dnegan akhiran ida.
Tabel Nama-Nama Kation Berdasarkan Nama Latin
(Kecuali Raksa/Merkuri dengan Nama Inggris)
- Senyawa FeCl3 disebut feri klorida
- Senyawa CuCl disebut kupro klorida
- Senyawa CuCl2 disebut kupri klorida
b. Cara baru disebut Sistem Stock (sesuai IUPAC) yang dikembangkan oleh ahli kimia jerman Alfred Stock (1876-1946). Cara ini menggunakan nama Inggris (di Indonesia menggunakan nama Indonesia) diikuti tanpa jarak besarnya muatan yang ditulis dengan huruf Romawi dalam tanda kurung.
Contoh :
- Fe2+ : besi (II), dalam senyawa FeC2 disebut besi (II) klorida
- Fe3+ : besi (III), dalam senyawa FeCl3 disebut besi (III) klorida
- Cr2+ : kromium (II), dalam senyawa CrS disebut kromium (II) sulfida
- Cr3+ : kromium (III), dalam senyawa Cr2S3 disebut kromium (III) sulfida
3. senyawa biner antara dua nonlogam
Penamaan senyawa yang terususn dari dua jenis nonlogam biasanya menggunakan metode yang menunjukkan banyaknya atom dalam molekul. Sistem ini menggunakan awalan Yunani:
mono- = 1(tidak disebutkan pada awalan senyawa biner)
di- = 2
tri- = 3
tetra- = 4
penta- = 5
heksa- = 6
hepta- = 7
okta- = 8
nona- = 9
deka- = 10
Disebutkan banyaknya unsur pertama dengan awalan Yunani diikuti nama unsurnya. Selanjutnya, disebutkan banyaknya unsur kedua dengan awalan Yunani diikuti nama unsurnya. Penggunaan mono untuk jumlah atom satu tidak selalu digunakan.
Contoh:
- SO2 = sulfur diosida
- SO3 = sulfur trioksida
- CO = karbon monoksida
- PCl = fosfor pentaklorida
- N2O5 = dinitrogen pentaoksida
- HCl = hidrogen klorida
Senyawa tertentu dengan H biasanya kata hidrogen diganti
dengan asam.
Contoh
- HF = hidrogen flourida atau asam flourida
- HCl = hidrogen klorida atau asam klorida
- HBr = hidrogen bromida atau asam bromida
- HI = hidrogen iodida atau asam iodida
Comments
Post a Comment